Lintas kisah – Nama mantan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, kini menjadi sorotan tajam di media setelah dirinya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap jabatan. Kasus ini terkait dengan dugaan penyuapan yang melibatkan menantu Moon Jae-in untuk mendapatkan jabatan strategis di sebuah maskapai penerbangan. Status tersangka ini membawa berbagai pertanyaan dan spekulasi, serta menambah drama dalam kehidupan politik Korea Selatan yang sudah penuh gejolak. Berikut adalah rincian dari kasus yang sedang berlangsung ini.
Mantan Presiden Moon Jae-in, yang menjabat dari tahun 2017 hingga 2022, kini dihadapkan pada tuduhan serius. Jaksa Korea Selatan menduga bahwa Moon Jae-in telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk mengatur kelancaran jabatan bagi anggota keluarganya di maskapai penerbangan Thai Eastar Jet. Tuduhan ini mengklaim bahwa Moon Jae-in menggunakan jabatannya untuk memberikan keuntungan kepada menantunya, Seo, yang merupakan mantan suami dari putrinya, Moon Da-hye.
Pada tahun 2020, Moon Jae-in diduga memberikan suap untuk memastikan posisi Seo di Thai Eastar Jet. Penggunaan uang suap ini diklaim sebagai bentuk upaya untuk mengatur jabatan tersebut, memberikan keuntungan istimewa kepada keluarga Moon. Seo, yang merupakan mantan menantu Moon, menikahi Moon Da-hye sebelum akhirnya bercerai pada tahun 2021. Laporan ini menjadi sorotan utama, apalagi dengan adanya penggeledahan yang dilakukan oleh pihak berwenang di rumah Moon Da-hye pada akhir Agustus 2024.
“Baca juga: Seungri Bantah Terlibat dalam Event Burning Sun di Surabaya”
Penyelidikan ini dipimpin oleh Divisi Kriminal 3, Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju, yang mengarahkan perhatian pada dugaan keterlibatan Moon Jae-in dalam kasus ini. Penggeledahan yang dilakukan pada 30 Agustus 2024 di kediaman Moon Da-hye menjadi langkah awal dalam penyelidikan ini. Penggeledahan ini dilakukan setelah adanya laporan mengenai perekrutan Seo di Thai Eastar Jet, yang dikaitkan dengan dugaan suap.
Divisi Kriminal 3 juga tengah menyelidiki kemungkinan hubungan antara penunjukan Seo dan penunjukan mantan legislator Lee Sang-jik sebagai kepala Badan UMKM dan agensi Startups Korea Selatan (Kosme). Laporan ini mencurigai adanya keterlibatan pejabat kepresidenan dalam penunjukan Seo sebagai direktur eksekutif di Thai Eastar Jet, sebuah maskapai penerbangan berbiaya rendah yang didirikan oleh Lee Sang-jik.
Kasus ini bermula dari laporan yang diajukan oleh dua partai politik, yaitu Partai Gugmin-uihim dan Partai Jeong-uidang. Pada September 2020, Partai Gugmin-uihim, yang saat itu merupakan partai oposisi utama, melaporkan adanya dugaan korupsi terkait penunjukan Seo sebagai direktur eksekutif Thai Eastar Jet. Penunjukan Seo dipertanyakan karena kurangnya pengalaman di industri penerbangan dan masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan.
Penunjukan Lee Sang-jik sebagai presiden Kosme pada Maret 2018, beberapa bulan sebelum Seo bergabung dengan Thai Eastar. Semakin memperkuat kecurigaan adanya hubungan antara kantor kepresidenan dan penunjukan Seo. Jaksa menduga bahwa keputusan untuk mengangkat Lee Sang-jik sebagai kepala Kosme. Mungkin diambil selama pertemuan informal para sekretaris kepresidenan pada akhir 2017.
Jaksa menyimpulkan bahwa Seo menerima total 223 juta won (sekitar Rp 2,6 miliar) dalam bentuk gaji dan biaya relokasi ke Thailand antara Juli 2018 dan April 2020. Jumlah tersebut dianggap sebagai bentuk tindak pidana suap. Angka ini memperkuat dugaan bahwa penunjukan Seo memiliki unsur suap dan pengaruh dari pejabat tinggi dalam pemerintahan.
Kasus ini tentunya membawa dampak besar bagi reputasi Moon Jae-in dan politik Korea Selatan secara umum. Dengan mantan presiden yang terlibat dalam skandal suap, kepercayaan publik terhadap integritas pejabat tinggi pemerintahan bisa tergerus. Selain itu, kasus ini juga menambah daftar panjang skandal korupsi yang melibatkan tokoh-tokoh politik di berbagai negara. Mengingat betapa pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.
“Simak juga: Pengusaha Inggris Hilang, Kapal Pesiar Mewahnya Terkena Badai”
Dengan status tersangka yang kini melekat pada Moon Jae-in, proses hukum selanjutnya akan menjadi perhatian publik. Kasus ini menggarisbawahi pentingnya penegakan hukum yang adil dan transparan, terutama ketika melibatkan pejabat tinggi seperti mantan presiden. Masyarakat Korea Selatan dan pengamat internasional akan memantau dengan seksama perkembangan kasus ini. Untuk memastikan bahwa keadilan dapat ditegakkan dengan sebaik-baiknya.