Lintas kisah – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor industri melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi. Salah satu langkah terbaru adalah pembukaan kelas industri pertama di bidang teknologi baja di Indonesia, yang diharapkan dapat memajukan sektor baja nasional dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja ahli. Mari kita eksplorasi lebih jauh mengenai inisiatif ini dan dampaknya bagi industri baja di tanah air.
Kementerian Perindustrian, melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), berfokus pada peningkatan kinerja industri dengan cara melaksanakan pendidikan dan pelatihan vokasi. Langkah ini termasuk pembukaan kelas-kelas khusus di berbagai bidang industri, salah satunya adalah teknologi baja. Kelas baru ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di sektor baja, yang semakin vital bagi pertumbuhan industri nasional.
“Baca juga: Ditjen Pajak Bisa Intip Rekening Ini, Siapa Saja?”
Menurut Wulan Aprilianti Permatasari, Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPVI), “Kelas Teknologi Industri Baja ini adalah kelas industri pertama di Indonesia. Prospek industri baja yang potensial di Indonesia membutuhkan SDM tenaga kerja ahli yang besar juga, maka PT Krakatau Posco menggandeng SMK Kemenperin, yaitu SMK-SMTI Yogyakarta dalam upaya mencetak SDM industri baja yang unggul.”
Inisiatif Kementerian Perindustrian melibatkan kolaborasi antara PT Krakatau Posco, salah satu perusahaan baja terkemuka di Indonesia, dan SMK-SMTI Yogyakarta, sekolah vokasi industri milik Kemenperin. Kerjasama ini merupakan hasil dari perjanjian yang ditandatangani pada 9 November 2023. Angkatan pertama dari kelas ini terdiri dari 20 siswa yang telah lolos seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), dengan keterlibatan langsung dari PT Krakatau Posco dalam proses seleksi.
Kelas ini menawarkan berbagai keuntungan, termasuk jaminan magang dan peluang kerja di PT Krakatau Posco. Kurikulum yang diterapkan di kelas ini dikembangkan bersama perusahaan, memastikan relevansi materi dengan kebutuhan industri. Selain mata pelajaran terkait teknologi baja, siswa juga akan mempelajari bahasa Korea sebagai persiapan untuk magang di perusahaan tersebut.
SMK-SMTI Yogyakarta, sebagai salah satu lembaga pendidikan vokasi utama milik Kemenperin, dikenal karena fokusnya pada bidang teknologi industri. Sekolah ini menawarkan tiga kompetensi keahlian utama: Kimia Analisis, Kimia Industri, dan Teknik Mekatronika. Dengan rekam jejak yang kuat dalam menghasilkan tenaga kerja berkualitas, SMK-SMTI Yogyakarta memiliki reputasi baik di kalangan industri.
“Dari 272 lulusan tahun 2023, sebanyak 217 orang di antaranya sudah bekerja, sementara 55 orang memilih untuk melanjutkan studi,” kata Wulan. Ini menunjukkan bahwa lulusan sekolah ini sangat diminati oleh dunia industri dan mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil.
“Simak juga: AirAsia Resmikan Rute Baru Denpasar-Phuket”
SMK-SMTI Yogyakarta telah menjalin kerja sama dengan berbagai mitra, baik domestik maupun internasional. Termasuk PT Amerta Indah Otsuka, Yangzhou Polytechnic Institute, Toyota Boshoku Ina, PT Siemens, dan PT TMMIN. Kerja sama ini memberikan siswa kesempatan untuk mendapatkan pengalaman praktis dan pengetahuan yang relevan dengan standar global.
“Harapan kami adalah kerja sama ini terus berlanjut dengan Krakatau Posco dan dapat memenuhi harapan perusahaan. SMK-SMTI Yogyakarta juga berencana untuk mereplikasi program ini untuk sektor industri lainnya sesuai dengan kebutuhan teknis,” pungkas Wulan.
Kemenperin mencatat bahwa sektor industri logam dasar, termasuk baja. Menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada triwulan I tahun 2024 dengan angka mencapai 16,57 persen. Ini menjadikannya sebagai salah satu kontributor terbesar ketiga terhadap industri pengolahan. Selain itu, ekspor produk baja meningkat 38,3 persen dari 3,81 juta ton menjadi 5,27 juta ton pada kuartal pertama 2024. Pertumbuhan ini menunjukkan potensi besar industri baja dan pentingnya kesiapan SDM untuk mendukung ekspansi ini.
Pembukaan kelas teknologi baja pertama di Indonesia oleh Kemenperin merupakan langkah penting dalam mempersiapkan tenaga kerja terampil untuk industri baja. Kolaborasi dengan PT Krakatau Posco dan SMK-SMTI Yogyakarta menawarkan kesempatan besar bagi siswa. Untuk mendapatkan pendidikan yang relevan dan langsung berkontribusi pada sektor yang berkembang pesat ini. Dengan dukungan pendidikan vokasi yang kuat dan kemitraan strategis. Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menguatkan sektor baja dan memenuhi kebutuhan industri di masa depan.