Lintas kisah – Setelah serangkaian unjuk rasa dan kerusuhan yang memaksa Perdana Menteri Sheikh Hasina meninggalkan jabatannya dan negara, Muhammad Yunus, ekonom ternama dan peraih Nobel Perdamaian, telah ditunjuk sebagai pemimpin pemerintahan interim Bangladesh. Yunus, yang selama ini tinggal di Eropa, kembali ke Bangladesh dengan misi penting untuk memimpin negara keluar dari krisis dan menuju stabilitas.
Dalam pernyataan publik terbarunya, Yunus menyerukan kepada seluruh warga Bangladesh untuk tetap tenang dan menjauhi kekerasan. “Saya dengan sungguh-sungguh mengimbau kepada semua orang untuk tetap tenang. Mohon menahan diri dari segala bentuk kekerasan,” kata Yunus dalam pernyataannya yang dilansir AFP pada Rabu (7/8/2024).
“Baca juga: Kemenkes RI, Fokus Pada yang Sudah Menikah”
Yunus menekankan pentingnya ketenangan di tengah situasi yang sedang memanas dan mengingatkan bahwa jalan kekerasan hanya akan membawa kehancuran. “Tenanglah dan bersiaplah untuk membangun negara. Jika kita mengambil jalan kekerasan, semuanya akan hancur,” tegasnya, seraya mengajak masyarakat untuk melihat krisis sebagai kesempatan untuk membangun bangsa yang lebih baik.
Selama ini, Yunus dikenal sebagai sosok yang berjasa dalam pengentasan kemiskinan melalui Grameen Bank yang didirikannya. Keberhasilannya dalam mengurangi kemiskinan di Bangladesh melalui model bank mikro ini telah mengundang pujian global, dan prestasinya diakui dengan penghargaan Nobel Perdamaian. Kembalinya Yunus ke Bangladesh, setelah bertahun-tahun tinggal di Eropa, menunjukkan komitmennya untuk membantu negaranya di masa-masa sulit ini.
Penunjukan Yunus sebagai pemimpin pemerintahan interim diumumkan setelah unjuk rasa besar-besaran yang menuntut perubahan kepemimpinan. Proses ini melibatkan diskusi antara Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin, serta para panglima Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, bersama dengan para pemimpin mahasiswa.
“Simak juga: Mycobacterium tuberculosis, 4 Kelompok Anak Paling Rentan”
“Memutuskan untuk membentuk pemerintahan interim dengan Profesor Dr Muhammad Yunus sebagai pemimpinnya,” demikian bunyi pernyataan resmi dari kantor kepresidenan Bangladesh pada Rabu (7/8/2024). Pencetusan keputusan ini dilakukan setelah pertemuan antara presiden dan pemimpin militer, serta para pemimpin mahasiswa, yang menginginkan adanya kepemimpinan baru untuk mengatasi krisis yang melanda negara.
Menurut informasi dari Haid Islam, salah satu pemimpin kelompok Mahasiswa Melawan Diskriminasi yang menghadiri pertemuan tersebut. Yunus akan menyandang gelar “penasihat utama” dalam pemerintahan interim ini. Islam juga menyebutkan bahwa Presiden Shahabuddin menyetujui agar pemerintah interim “akan dibentuk dalam waktu sesingkat mungkin”. Meskipun demikian, rincian lebih lanjut mengenai struktur dan fungsi pemerintahan interim, termasuk peran militer, masih belum banyak terungkap.
Saat Yunus memulai perannya sebagai pemimpin pemerintahan interim, harapan masyarakat Bangladesh tinggi untuk stabilitas dan reformasi. Kepemimpinan Yunus diharapkan dapat membawa perubahan positif dan mengatasi tantangan yang ada. Serta membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi negara tersebut. Dengan latar belakangnya yang kaya akan pengalaman dalam memecahkan masalah sosial dan ekonomi. Banyak yang percaya bahwa Yunus memiliki kemampuan untuk memimpin Bangladesh melewati masa-masa sulit ini dan membangun kembali kepercayaan publik.