lintaskisah.net – Sambal Kawani, merek sambal kemasan asal Jakarta, berhasil menembus pasar ekspor berkat kegigihan dan inovasi pemiliknya, Daniel Hendra. Usaha ini bermula dari dapur kecil restoran ayam goreng rumahan yang dikelola Daniel di kawasan Kelapa Gading. Sebelum pandemi, usaha tersebut mencatat omzet harian mencapai Rp 3,5 juta. Namun, saat pandemi melanda, omzet turun drastis akibat sepinya food court. Keadaan tersebut memaksa Daniel untuk berpikir ulang mengenai arah bisnisnya.
“Baca Juga: Ekspor Durian RI Tumbuh, Tembus Rp 56,5 Miliar”
Pandemi Jadi Titik Balik Pengembangan Produk
Selama masa sulit pandemi, Daniel menyadari bahwa sambal yang disajikan bersama ayam goreng justru tetap digemari pelanggan. Bahkan ketika restoran sepi, beberapa pelanggan kembali hanya untuk menikmati sambalnya. Dari situ, muncul ide untuk memfokuskan usaha pada produksi sambal kemasan. Sambal Kawani pun mulai diproduksi secara mandiri dengan tujuan menghadirkan cita rasa autentik Indonesia bagi masyarakat lokal maupun diaspora di luar negeri.
Sambal Kawani Mulai Dikenal di Pasar Internasional
Keputusan untuk memproduksi sambal kemasan terbukti tepat. Sambal Kawani mulai menerima pesanan dalam jumlah besar dari Taiwan, bahkan mencapai ribuan botol per pesanan. Saat ini, Sambal Kawani memiliki 18 varian rasa, seperti sambal ikan roa, cakalang, cumi, oseng iga, teri pete, dan chili oil. Permintaan terus bertambah, khususnya untuk varian baru yang menyesuaikan selera konsumen luar negeri. Omzet pun meningkat, bahkan bisa mencapai puluhan juta rupiah, tergantung pada musim dan tren permintaan. Produk ini juga mulai dilirik oleh komunitas diaspora Indonesia yang rindu masakan khas tanah air, serta konsumen asing yang tertarik dengan cita rasa otentik Indonesia.
Perluasan Pasar ke Asia dan Potensi Diaspora
Tidak berhenti di Taiwan, Daniel kini menargetkan pasar Malaysia dan Singapura, yang memiliki populasi diaspora Indonesia cukup besar. Di negara-negara tersebut, permintaan sambal khas Indonesia masih bersifat jastip. Namun, Daniel optimistis dalam waktu dekat bisa menjangkau pasar secara resmi melalui sistem pemesanan bulking. Ia melihat peluang besar di kawasan Asia dan Amerika Serikat, tempat di mana makanan khas Indonesia mulai diminati masyarakat global.
“Baca Juga: Desire Doue Bersinar di Final Liga Champions Performa Hebat”
Rumah BUMN BRI Jadi Kunci Pengembangan Bisnis
Kesuksesan Sambal Kawani tidak lepas dari dukungan Rumah BUMN BRI Jakarta, yang diikuti Daniel sejak 2022. Program ini memberikan pelatihan seputar branding, digital marketing, manajemen keuangan, hingga pengurusan sertifikasi halal. Daniel menilai sesi sharing di komunitas tersebut sangat membantu pengembangan usahanya. Sementara itu, pihak BRI menyebut Rumah BUMN tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga pemberdayaan strategis. Dengan bimbingan itu, Sambal Kawani kini mampu bersaing di pasar global dan mengangkat nama UMKM Indonesia.