Lintas Kisah – Para ahli kesehatan melaporkan bahwa wabah virus Chandipura telah menyebabkan kematian setidaknya 38 orang di India. Virus mematikan ini, yang mirip dengan rabies, menular melalui serangga dan dapat mengakibatkan dampak fatal dalam waktu singkat. Artikel ini akan membahas dampak dari virus ini serta upaya-upaya penanggulangannya.
Virus Chandipura termasuk dalam keluarga virus penyebab rabies dan ensefalitis—peradangan serta pembengkakan otak. Ditularkan oleh lalat pasir, nyamuk, dan kutu, virus ini mampu menyebabkan malapetaka dalam tubuh manusia hanya dalam enam jam setelah infeksi. Menurut Manal Mohammed, dosen senior Mikrobiologi Medis di Universitas Westminster, wabah ini merupakan yang terburuk di India dalam lebih dari dua dekade.
“Sejak awal Juni 2024, setidaknya 38 orang—terutama anak-anak dan remaja—telah meninggal dunia akibat wabah virus Chandipura yang paling mematikan di India selama lebih dari 20 tahun,” jelas Mohammed yang dikutip dari The Sun.
“Baca Juga: Endokarditis Akibat Infeksi Gigi, Informasi Penting untuk Anda”
Gejala awal dari infeksi virus Chandipura mirip dengan flu biasa, namun kondisi ini berkembang pesat dalam waktu 24 jam menjadi ensefalitis, koma, bahkan kematian. Anak-anak di bawah usia 15 tahun adalah kelompok yang paling rentan, dengan tingkat kematian mencapai 76 persen di antara mereka yang terinfeksi.
Wabah virus Chandipura saat ini terutama menyebar di negara bagian Gujarat, barat India. Komisioner Kesehatan Gujarat, Harshad Patel, melaporkan bahwa hampir semua pasien adalah anak-anak. “Hampir semua pasien adalah anak-anak. Sejauh yang saya ketahui, virus ini hanya menyerang anak-anak,” ungkapnya.
Sayangnya, hingga kini belum ada obat atau vaksin yang tersedia untuk mengobati atau mencegah infeksi virus Chandipura. Otoritas kesehatan India tengah berusaha keras untuk membendung wabah ini. Mereka melakukan pemeriksaan terhadap ribuan orang dan menyemprotkan obat nyamuk ke rumah-rumah.
Meski wabah ini paling parah di Gujarat, kasus juga telah dilaporkan di negara bagian tetangga seperti Rajasthan dan Madhya Pradesh. Penyebab pasti lonjakan kasus ini masih belum sepenuhnya jelas. Namun, diduga terkait dengan perubahan iklim dan suhu yang hangat, yang mungkin mempengaruhi penyebaran virus.
Di musim panas ini, India juga menghadapi berbagai kasus penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk, seperti virus Zika, demam berdarah, dan Nipah. Hal ini menunjukkan betapa kompleks dan mendesaknya situasi kesehatan di negara tersebut.
Penting bagi masyarakat dan pihak berwenang untuk tetap waspada dan proaktif dalam menghadapi wabah ini serta penyakit-penyakit menular lainnya. Dengan upaya kolektif dan kesadaran yang tinggi, diharapkan penanggulangan wabah dapat lebih efektif dan dampaknya dapat diminimalisir.
“Simak Juga: Donor Darah, Manfaat bagi Diri Sendiri dan Masyarakat”