Lintas Kisah — Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik Hamas, dilaporkan tewas dalam sebuah serangan udara di Teheran, Iran, pada Rabu dini hari, 31 Juli. Insiden ini telah memicu ketegangan internasional, dengan Hamas menuduh Israel sebagai pelaku di balik serangan tersebut. Hingga kini, Israel menolak memberikan komentar mengenai kejadian tersebut.
Serangan udara yang mengakibatkan kematian Haniyeh terjadi pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Pada malam sebelumnya, Haniyeh menghadiri pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, yang berlangsung pada Selasa, 30 Juli. Saat serangan terjadi, Haniyeh berada di sebuah kediaman veteran perang di utara Teheran, yang juga berfungsi sebagai tempat tinggalnya selama berada di Iran.
Rudal yang menghantam tempat tinggal Haniyeh diduga diluncurkan dari luar Iran. Namun, pihak otoritas Iran hingga saat ini belum mengonfirmasi informasi tersebut. Sumber dari Lebanon yang dekat dengan Hizbullah, al Mayadeen, melaporkan hal ini, tetapi belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Iran.
“Baca Juga: Joe Biden Mundur dari Pilpres AS, Reaksi Kremlin”
Pemerintah Iran telah bersumpah akan membalas serangan yang diduga dilakukan oleh Israel. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah mengeluarkan perintah untuk melancarkan serangan balasan terhadap Israel. Ancaman ini menambah ketegangan yang sudah memanas di kawasan tersebut, dan menandakan kemungkinan eskalasi konflik yang lebih luas.
Ismail Haniyeh merupakan kepala biro politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Mashal. Ia dikenal luas karena perannya sebagai Perdana Menteri Palestina pada tahun 2006 setelah kemenangan besar Hamas dalam pemilu parlemen. Haniyeh bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, di tengah peristiwa Intifada Pertama.
Selama masa kepemimpinan Haniyeh, konflik antara Israel dan Palestina semakin memanas. Keluarga Haniyeh juga menjadi korban serangan selama agresi Israel ke Palestina. Pada April lalu, tiga anak dan empat cucu Haniyeh dilaporkan tewas akibat serangan yang dilakukan oleh Israel.
Kematian Haniyeh menandai titik balik signifikan dalam dinamika konflik Israel-Palestina. Ini bisa memicu reaksi lebih lanjut dari Hamas dan negara-negara sekutunya, serta menambah kompleksitas diplomasi internasional di kawasan Timur Tengah. Pemerintah internasional dan organisasi hak asasi manusia akan memperhatikan perkembangan ini dengan cermat, mengingat dampaknya terhadap stabilitas regional dan upaya perdamaian yang sedang berlangsung.
“Simak Juga: Timur Tengah Memanas, Penerbangan Rute Lebanon Dibatalkan”