Lintas kisah – Belut bakar, makanan khas musim panas yang digemari di Jepang, baru-baru ini menjadi sumber tragedi. Sebuah insiden keracunan massal yang melibatkan hidangan ini telah terjadi di Keikyu Department Store yang terletak di Yokohama, Jepang. Akibat dari peristiwa ini, satu orang dilaporkan tewas dan lebih dari 140 orang lainnya jatuh sakit setelah mengonsumsi belut bakar yang disajikan di kotak makan siang. Kejadian ini mengundang perhatian besar dari masyarakat dan media, serta memicu tanggapan resmi dari pihak berwenang.
Menurut laporan dari AFP pada Selasa, 30 Juli 2024, kejadian keracunan massal ini terjadi di Keikyu Department Store, sebuah pusat perbelanjaan yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari ibu kota Tokyo. Keikyu Department Store, yang dikenal sebagai tempat perbelanjaan yang nyaman dan beragam produk makanan, kini menghadapi krisis kesehatan serius. Kotak makan siang yang berisi belut bakar, salah satu menu populer di musim panas, menjadi penyebab utama keracunan.
“Baca juga: Kamala Harris Berpegang pada Dukungan Biden di Pilpres AS”
Ketika berita mengenai insiden ini mulai menyebar, pihak Keikyu Department Store langsung menghadapi reaksi keras dari publik. Banyak konsumen yang sebelumnya membeli kotak makan siang berisi belut bakar mengalami gejala muntah-muntah dan diare. Di antara korban, seorang nenek berusia 90-an tahun dinyatakan meninggal dunia sebagai akibat dari keracunan makanan tersebut.
Presiden Keikyu Department Store, Shinji Kaneko, segera menyampaikan permintaan maaf kepada publik setelah kejadian ini terungkap. Pada Senin, 29 Juli 2024, Kaneko mengadakan konferensi pers di mana ia membungkukkan badan sebagai bentuk penghormatan dan permintaan maaf yang mendalam. Dalam pernyataannya, Kaneko menyampaikan “belasungkawa kami yang paling tulus” atas meninggalnya salah satu konsumen dan menegaskan komitmen mereka untuk menangani insiden ini dengan serius.
Kaneko juga menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas kesehatan publik Jepang. “Kami menanggapi insiden ini dengan sangat serius dan merasa sangat menyesal karenanya. Kami akan sepenuhnya bekerja sama dalam penyelidikan oleh otoritas kesehatan publik,” ujar Kaneko.
Hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa penyebab keracunan adalah bakteri bernama “staphylococcus aureus” yang terdeteksi di dalam produk makanan belut bakar. Bakteri ini dikenal sebagai penyebab umum infeksi makanan yang bisa menyebabkan gejala seperti muntah, diare, dan kram perut. Hal ini menyoroti pentingnya standar kebersihan dan pengelolaan makanan yang ketat dalam industri makanan.
Sebuah restoran bernama Isesada, yang berbasis di Tokyo dan mengoperasikan kios di dalam Keikyu Department Store, dilaporkan bertanggung jawab atas proses memasak dan penjualan produk makanan belut tersebut. Pihak restoran kini juga menghadapi sorotan terkait prosedur kebersihan dan kualitas makanan yang mereka sediakan.
“Simak juga: Taksi Terbang, Teknologi Antar Jemput Terbaru di IKN indonesia indonesia”
Insiden ini tidak hanya menimbulkan dampak langsung bagi konsumen yang terkena dampak, tetapi juga mengangkat pertanyaan mengenai standar keamanan makanan di Jepang. Kejadian ini kemungkinan akan memicu peninjauan kembali terhadap prosedur kebersihan dan keamanan makanan di seluruh sektor ritel dan restoran di Jepang.
Bagi Keikyu Department Store dan restoran Isesada, ini adalah saat yang penuh tantangan untuk memperbaiki reputasi mereka dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Pemeriksaan menyeluruh dan perbaikan prosedur merupakan langkah penting untuk memulihkan kepercayaan konsumen dan menjaga standar keamanan pangan.
Sementara itu, masyarakat Jepang, yang terkenal dengan perhatian tinggi terhadap kualitas dan keamanan makanan. Akan mengikuti perkembangan kasus ini dengan seksama. Insiden keracunan massal ini menjadi pengingat penting tentang tanggung jawab bersama dalam menjaga keamanan pangan dan kesejahteraan publik.