Investor AS dan Korsel Bangun 41 Rusun di IKN Rp 12,3 T
lintaskisah.net – Dua Konsorsium AS dan Korsel Investasi Rp 12,3 Triliun Bangun Rusun di IKN. Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengumumkan dua konsorsium internasional akan berinvestasi besar dalam pembangunan rumah susun (rusun) di IKN. Kedua konsorsium tersebut berasal dari Amerika Serikat dan Korea Selatan. Investasi ini akan dilakukan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Total nilai investasi yang dijanjikan mencapai Rp 12,3 triliun, memperkuat dukungan global terhadap pengembangan ibu kota baru.
“Baca Juga: Diskon Listrik 50% Kembali untuk Pelanggan 1.300 VA ke Bawah”
Konsorsium dari Amerika Serikat terdiri dari PJ-IC International, Bee-Invest, Ozturk Holdings, dan Promec Joint Venture. Mereka bermitra dengan investor dari Brunei, Turki, dan Spanyol. Konsorsium ini berencana membangun 20 tower rumah susun di IKN dengan nilai investasi sekitar Rp 6 triliun. Langkah ini menunjukkan keyakinan investor internasional terhadap prospek dan potensi pasar properti di ibu kota baru.
Sementara itu, konsorsium asal Korea Selatan yang terdiri dari Samsung C&T dan PT Brantas Abipraya menyiapkan investasi sebesar Rp 6,3 triliun. Dana ini digunakan untuk membangun 21 tower rusun di wilayah IKN. Partisipasi perusahaan besar seperti Samsung C&T menegaskan daya tarik proyek infrastruktur ini bagi investor asing dan lokal. Keikutsertaan perusahaan ternama ini juga menunjukkan kepercayaan mereka terhadap visi dan rencana pengembangan IKN sebagai pusat pemerintahan baru. Selain membangun rusun, konsorsium ini diharapkan dapat membawa teknologi konstruksi mutakhir dan praktik pembangunan berkelanjutan. Hal ini tidak hanya akan mempercepat proses pembangunan, tetapi juga memastikan kualitas dan efisiensi penggunaan sumber daya selama proyek berlangsung.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, menilai masuknya konsorsium internasional ini sebagai bukti kepercayaan dunia terhadap proyek IKN. Skema KPBU dianggap sebagai model pembiayaan yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan. Skema ini memungkinkan pemerintah dan badan usaha bekerja sama dalam pembiayaan dan pengelolaan proyek infrastruktur besar secara efektif, sekaligus mengurangi risiko keuangan pemerintah dan meningkatkan kualitas pembangunan jangka panjang.
“Baca Juga: Kevin Diks Bawa FC Copenhagen Juara Liga Denmark dengan Gol”
Agung mengatakan partisipasi aktif investor AS dan Korsel menjadi sinyal positif bagi kelanjutan pembangunan IKN. Kepercayaan global ini tidak hanya meningkatkan nilai investasi tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan investasi infrastruktur masa depan. Hadirnya investor besar dari AS dan Korea Selatan menunjukkan bahwa IKN mendapat dukungan luas dalam upaya menjadikan ibu kota baru sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pemerintahan.