Lintas Kisah – Tesla, yang dipimpin oleh Elon Musk, secara resmi membatalkan rencana besar pembangunan pabrik baru di Thailand. Raksasa mobil listrik Tesla, yang dikenal dengan inovasi dan keberanian strategisnya, mengejutkan banyak pihak dengan keputusan ini. Keputusan ini muncul setelah diskusi panjang dengan pemerintah Thailand pada November 2023.
Awalnya, Tesla merencanakan investasi besar-besaran senilai US$ 5 miliar (Rp 80,3 triliun) untuk mendirikan fasilitas pabrik di Thailand. Namun, Tesla memutuskan untuk mengalihkan prioritas mereka. Alih-alih membangun pabrik, perusahaan ini memilih untuk memfokuskan investasi pada pengembangan infrastruktur pengisian daya (charging) untuk kendaraan listrik (EV) di negara tetangga Indonesia.
Keputusan ini sejalan dengan strategi global Tesla yang lebih menekankan pada perluasan jaringan stasiun pengisian daya untuk mendukung adopsi EV secara global. Dengan memprioritaskan infrastruktur pengisian daya, Tesla bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan bagi pengguna EV. Sambil tetap menggenjot fasilitas produksinya di China, Amerika Serikat (AS), dan Jerman.
“Simak Juga: Tesla Tarik Lagi Jutaan Kendaraan Listrik, Apa yang Terjadi?”
Nasib Thailand mirip dengan Indonesia, yang juga sempat menjadi target investasi Tesla. Sejak akhir 2020, Tesla dikabarkan berniat berinvestasi di Indonesia, namun hingga kini, niat tersebut belum terwujud. Pemerintah Indonesia dan Tesla telah menjajaki pembicaraan serius, termasuk pertemuan langsung di AS. Bahkan pada 2021, ada rumor bahwa Tesla memilih India alih-alih Indonesia.
Namun, pada Maret 2022, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa Tesla masih menunjukkan minat. Dalam sebuah acara di Bali, Luhut menyebutkan bahwa Tesla berencana melakukan kesepakatan dengan Indonesia. Ia juga menegaskan ketidakpuasannya terhadap sikap Tesla yang terkesan tarik-ulur dan memastikan bahwa Indonesia tidak akan didikte oleh calon investor mana pun.
Awal Maret 2023, Tesla justru membuka kantor di Malaysia, seperti diumumkan oleh Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia, Tengku Zafrul Aziz. Malaysia memberikan izin untuk Tesla mengimpor produk dan membuka showroom, pusat servis, serta jaringan supercharger di negara tersebut.
Sebagai tambahan, layanan internet satelit Starlink yang dikembangkan oleh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk lainnya, justru memasuki pasar Indonesia tahun ini. Meskipun Tesla belum meluncurkan investasi di Indonesia, kehadiran Starlink menunjukkan bahwa hubungan antara Indonesia dan perusahaan-perusahaan Musk tetap berlanjut.
Meskipun Tesla membatalkan rencana pabrik di Thailand dan belum merealisasikan investasi di Indonesia, perusahaan ini terus mengejar strategi global mereka. Serta fokus pada pengembangan infrastruktur pengisian daya dan ekspansi ke pasar baru. Sementara itu, Indonesia masih tetap menjadi target potensial, dan perkembangan lebih lanjut akan terus dipantau oleh para pengamat industri dan pemerintah.
“Baca Juga: Outlander PHEV Mitsubishi Siap Ramaikan Pasar di Oktober 2024”