Lokasi Biomassa, Energi Terbarukan Pengganti Batu Bara
lintaskisah.net – Lokasi Biomassa & Pengembangan Biomassa untuk Energi Bersih
Pemerintah mempercepat transisi energi dengan mengembangkan biomassa sebagai bahan bakar pengganti batu bara. Salah satu upaya dilakukan melalui penanaman 50.000 pohon multifungsi di berbagai daerah. Program ini bertujuan untuk mendukung ketahanan energi, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat lokal.
”Baca Juga: Ingin Test Drive di IIMS 2025? Cek Syaratnya di Sini!“
Sejalan dengan target PLN dalam mengurangi emisi karbon, teknologi cofiring telah menghasilkan energi bersih sebesar 575,4 GWh sejak Februari 2023. Hingga 2025, program penanaman pohon multifungsi biomassa sudah mencakup wilayah Sultan Ground dan Tanah Kas Desa di Kalurahan Gombang dan Karang Asem, dengan total 150.000 pohon. Jenis pohon yang ditanam antara lain gamal, kaliandra, indigofera, dan gmelina (jati putih).
Direktur Biomassa PLN EPI, Antonius Aris Sudjatmiko, menjelaskan bahwa inisiatif ini tidak hanya berkontribusi pada transisi energi, tetapi juga mendukung ketahanan pangan dan ekonomi lokal. “Ekosistem biomassa yang kami kembangkan diharapkan mampu memberikan manfaat luas bagi energi nasional dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Antonius di Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Program biomassa di Kalurahan Karang Asem menjadi model pengembangan Green Economy Village, yaitu kawasan hutan tanaman energi dengan manfaat berkelanjutan. PLN EPI bekerja sama dengan Keraton Yogyakarta dan masyarakat Gunungkidul untuk membangun kolaborasi dalam pengelolaan energi terbarukan.
Sebanyak 50.000 pohon multifungsi ditanam di lahan seluas 15 hektare. Gabungan Kelompok Tani Asem Mulya mengelola rumah bibit yang menyuplai kebutuhan tanaman ini. Pohon-pohon yang ditanam memiliki manfaat ganda: daunnya bisa digunakan sebagai pakan ternak, sedangkan ranting dan batangnya menjadi bahan cofiring biomassa di PLTU.
Rumah bibit yang diresmikan juga berfungsi sebagai pusat penyemaian dan bank bibit masyarakat. Dengan demikian, program ini bisa berjalan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Pengelolaan rumah bibit dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang juga berperan dalam pengembangan usaha berbasis lingkungan.
Kepala Badan Pangreksaloka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo, menekankan pentingnya sinergi antar pihak dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. “Keraton Yogyakarta selalu mendukung program yang memiliki dampak sosial dan ekonomi yang luas. Oleh karena itu, kami memberikan izin penggunaan Sultan Ground tanpa biaya untuk mendukung masyarakat,” jelasnya.
Ketua Kelurahan Karang Asem, Parimin, juga menyampaikan manfaat langsung dari program ini bagi warganya. Menurutnya, penanaman pohon multifungsi membantu mengurangi biaya pakan ternak, terutama saat musim kemarau. “Bibit dari rumah bibit dapat memenuhi kebutuhan lokal sekaligus membuka peluang usaha baru bagi masyarakat,” ungkapnya.
Pengembangan biomassa sebagai energi terbarukan merupakan langkah nyata dalam implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Program ini tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan lingkungan.
”Baca Juga: Jadwal Pencairan THR 2025 untuk PNS, PPPK, Guru, dan Swasta“
Dengan inisiatif ini, Indonesia semakin siap beralih ke energi hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.